12.7.11

Dari Timor Tengah ke Tanah Betawi

Wow Keren...!
Eh...jangan salah paham dulu. Ini bukan petualangan gue dari Arab ke Jakarte. Tapi ini tentang gaya tulis gue yang menurut gue sendiri ANEH.
Terkadang gue bingung sebenarnya klo nulis postingan harusnya kata ganti orangnya itu apa. Menurut guru Bahasa Indonesia gue dari SD sampe SMA, kata ganti orang itu berdasarkan Ejaan yang Disempurnakan harus pake Aku-Kamu-Dia. Tapi kan dunia ini kita bebas tuk memilih. Contohnya : Krisdayanti lebih memilih Raul Lemos daripada Raul Lemot karena
mungkin si Lemos lebih tajir dari pada si Lemot. Atau Anang yang lebih memilih Ashanty daripada Ashanto karena mungkin Mba' Ashanty lebih cantik daripada Ashanto (iya lah kan itu nama cowo...!). Lanjut ke permasalahan awal. Sebenarnya pilihan gue dalam kehidupan sehari-hari adalah menggunakan dialeg Parepare gue (Parepare merupakan kota terluas di SulSel dimana di kota itu terlahir Presiden ketiga Indonesia - Soekarno B.J. Habibie dan Menteri Pendidikan di tahun 2042 mendatang, sebut aja Si Mahasiswa Depresi). Dalam bahasa sehari-hari gue, gue menggunakan kata "saya/sa" sebagai kata ganti orang pertama (gak pernah pake aku), "kamu/ko" sebagai kata ganti orang kedua tunggal, dan "dia/na" sebagai kata ganti orang ketiga tunggal.
Jadi, gimana ceritanya di postingan gue sebelum sebelum sebelumnya gue pake "ane atau kamu" ato disingkat "An-u-mu"...? Sebenarnya di era globalisasi ini orang-orang bisa menjadi apa saja dan siapa saja. Eh...maksud gue bukan jadi manusia jadi-jadian kaya babi ngepet gitu. Maksud gue lo bisa ngupil berubah karena perubahan lingkungan dan budaya yang terjadi kaya sekarang, kalo dulu HaPe kamera itu dibilang mahal tapi sejak munculnya HaPe Cina semua orang sudah bisa punya HaPe kamera. Begitu juga yang terjadi di kata "An-u-mu". Gue rada-rada terpengaruh aja sama globalisasi jadi nyasar pake produk Arab-Arab gitu (padahal hidung gak segede orang Arab).
Masya Allaah...
Sebenarnya bukan maksud gue buat ngilangin "pribumi" gue dengan kata "An-u-mu" tapi gue merasa gak enak aja kalo posting pake bahasa lokal, apalagi zaman sekarang tarif lokal dan interlokal bahkan nasional pun udah sama. Mungkin itu diakibatkan perang tarif Tel*****l, Men**i, X*, dan E**a.
Nah, daripada menghilangkan bahasa pribumi itu, gue lebih milih menggunakan bahasa betawi ato sekarang lebih dikenal dengan "bahasa GAUL"
: Yaelah, lo kan bukan betawi...? Gaul apa lagi...!
: Akh sirik aja Lo...!! Kan yang penting bahasa Indo...!!

Jadi maap ya buat yang kenal ma gue trus katain "wih loga' Jakarta mi tauwa, pindah mi Monas ke Parepare kah...?". Bukan maksud tuk "sok gaul" tapi agar pembaca gue dari seluruh penjuru tanah air bisa mengerti bahasa gue....
NARSIS...!!

2 komentar:

  1. Alasan kita sama bos, 'gue' lebih universal :D

    BalasHapus
  2. hahahahaaa...
    lagian gak ada yang larang kan...? :))

    BalasHapus

Ocehan gue :