17.8.11

Kado Untuk Negeriku : 66 Tahun Garudaku

17 Agustus 2011
Sekali lagi Sang Garuda mengenakan topi kerucut Merah Putih di atas kepalanya
Membusungkan dada dengan megahnya
Tetap dirinya kokoh
Meski 66 kali sang geo berputar mengelilingi helios mengarungi bima sakti
Terbayang di benakku alunan senapan dan meriam yang menggelegar di angkasa pertiwi
disertai ayunan dan hentakan bambu runcing
dan pikuk gemercik darah pejuang yang tertumpah
Demi satu kata "MERDEKA....!!!"

66 tahun yang lalu
Dikala Sang Proklamator membacakan proklamasi Indonesia
dan dari tiap sudut di Indonesia menangis haru sambil berucap "kita telah merdeka"
Merah Putih pun dikibarkan
Indonesia Raya menggema di halaman Rumah Bung Karno
Garuda pun mulai mengembangkan sayap kokohnya
Miris....
Sejarah lalu begitu manis tuk dikenang
Tapi lihatlah dicermin seperti apa negeri kita ini
Realita yang menghantam keras bangsa kita
Tatkala rakyat jelata dirampas haknya
Tergusur, kelaparan, jadi mayat...!!!
Anak kecil harus berkelahi dengan waktu demi sesuap nasi
Bahkan harus merelakan sekujur tubuhnya terbalut debu dan polusi
dan mereka melewatkan satu tempat, "SEKOLAH"
Ada juga mereka
Mereka yang masih hadir di sekitar kita
Yang masih mampu menceritakan detail demi detail kronologis Bandung Lautan Api, Pertempuran Surabaya, dan Peristiwa Rengas Dengklok dengan lisan tua mereka
dan mereka itu hanya tinggal di kontrakan tua, kumuh, nan sempit
Menangis dirinya tersedu di sisi makam sahabat karibnya
Sesungguhnya iya juga berharap tertembak pada saat itu
Sedangkan mereka yang tertidur di gedung kura-kura itu
Terus menerus berdebat mempermasalahkan kurangnya gaji mereka,
kurangnya mobil mewah mereka, sibuk menghabiskan uang rakyatnya.
Tapi pernahkah mereka menyentuh mereka yang renta itu...?
Pernahkah iya bertamu ke makam ayah-ayah mereka di makam pahlawan...?
Pernahkah iya menggendong balita yang sekarat karena gizi buruk...?
Garuda-ku...
Ku tahu kakimu telah lelah
Matamu seakan ingin meneteskan air mata
Tapi bersabarlah, karena Allah masih bersama kita.
Sampai kita betul-betul berucap "MERDEKA"
Merdeka dari penindasan saudara kita sendiri.
Tetaplah tegar Garuda-ku
Perjuangan kita masih panjang.


4 komentar:

  1. buat aku belum merdeka tuh mba....

    BalasHapus
  2. bangsa yang besar (seharusnya) menghargai para pahlawannya. namun sekarang masih belum sepenuhnya dihargai. lihat fotonya jadi makin sedih :(

    suka sama petikan tulisan "Tapi pernahkah mereka menyentuh mereka yang renta itu...? Pernahkah iya bertamu ke makam ayah-ayah mereka di makam pahlawan...? Pernahkah iya menggendong balita yang sekarat karena gizi buruk...?"

    BalasHapus
  3. @Irma : iya bener, kata2 itu lumayan udah mewakili kprihatinan aq sama pejuang2 Qt dahulu...

    BalasHapus

Ocehan gue :