That's enough...!!
Belakangan ini gue membaca banget banget artikel mengenai
Pertanyaannya...? Kalau memang di dalam MOS terdapat kekejian di dalamnya, mengapa sampai sekarang MOS masih tetap dipertahankan bahkan menjadi program utama OSIS tiap tahunnya...?
Pertanyaan inilah yang akan gue bahas pada postingan gak jelas kali ini.
Darimana datangnya MOS...? Apakah darimata turun ke hati ataukah dari desa hingga ke kota. Yup benar sekali. Kegiatan serupa dengan MOS sebenarnya sudah ada sejak jaman kolonial (yang males belajar sejarah silakan baca langsung paragrap selanjutnya). Yaitu di STOVIA atau Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (1898-1927), itu loh yang sekolah di pilem Laskar Pelangi (Sok Tahu). Pada masa ini, si murid baru harus menjadi anak buah si kakak kelas dan rela menjadi anak buah si kakak. Kemudian terus berlanjut sampai di GHS, yaitu singkatan dari Geneeskundinge Hooge School (gue kira Hokage School) atau Sekolah Tinggi Kedokteran (1927-1942). Di masa ini, kegiatan serupa MOS telah formal, namun tetap pada prinsip "sukarela", kegiatan serupa MOS pada jaman ini lebih mengarah ke proses pendewasaan (maksudnya di perlihatkan pidio dewasa gitu ya...?). Kegiatan ini terus berlanjut bahkan setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya. Hal inilah yang terjadi sampai sekarang.
Menurut gue, MOS itu gak selamanya buruk, asalkan lo liat dari segi posotifnya. Misal, lo disuruh botak, itukan manfaatnya biar kutu-kutu di kepala lo mati kepanasan atau bahkan kapala botak lo bisa dijadiin senjata rahasia saat lo di rampok di tengah jalan.
#Ilustrasi
Perampok : (muncul tiba-tiba sambil memegang pistol mainan) Oi botak, serahin dompet sama HaPe Lo...!
Si Botak : (menelan ludah-hampir pipis celana) maaf bang gak bawa...!!
Perampok : jangan bohong lo...! Itu dikantong kamu apa...? (sambil memeriksa kantong celana si botak).
Si Botak : Waduh mas jangan dong,,itu kolor gue, sumpah...!!
Perampok : (cuek-gak percaya-mengeluarkan benda ajaib dari kantong si botak) Sialan lo, barang gini lo kantongin. PUAH bau amis lagi...!!
Si Botak : Dibilangin gak percaya (mulai mengumpulkan keberanian). Bang, lo tau gak gue siapa...?
Perampok : Hah...!?
Si Botak : Gue siswa baru di SMA "TIIIIIT". Botak gue baru diasah sama senior gue. Gue sundul, Kena Ha-I-Ve lo...!! (ambil kuda-kuda ala banteng mo nyeruduk matador)
Perampok : (Gemetaran) Ampun...!! Anak saya masih kecil-kecil...
Si Botak : CIAAATT...!! (serudakan si botak tepat mengenai "anu" perampok-perampok pingsan di tempat)
*Si Botak pun tanpa mengenal rasa ampun terus menyundul si perammpok yang telah tidak sadarkan diri sampai berdarah-darah.
Si Botak : Botak dilawan...!! Don't try at home...!!
Sadis juga ya karangan gue. Memang itu belom terjadi di kehidupan nyata. Tapi inti dari ilustrasi di atas adalah gak selamanya MOS itu bernilai negatif. Lo di suruh datang pagi-pagi bahkan sebelum ayam bangun itu agar lo belajar buat disiplin waktu. Lo disuruh pake kostum yang gak jelas bagian-bagiannya itu biar lo paham bahwa tiap instansi seperti sekolah punya aturan sendiri dalam berpakaian yang gak boleh lo lupa sampai lo tamat sekolah. Lo disuruh lari keliling lapangan sambil nyanyi lagu kangen band itu biar lo belajar untuk PeDe. Lo disuruh minta tanda tangan senior sampai memelas minta tanda tangannya biar lo belajar bagaimana memperoleh hal yang susah dengan usaha sendiri sambil mengenal senior kalian. Lo dan temen-temen gugus lo disuruh lari keliling lapangan biar lo belajar arti kebersamaan sembari menguruskan badan. Lo disuruh nembak cewe
Bagaimana pun MOS merupakan salah satu dari sekian banyak hari yang gak bakal pernah bisa lo lupain dalam hidup lo. Terbukti kan banyak diantara teman-teman blogger yang menuliskan pengalaman MOS mereka.
Pasal Panitia :
Pasal 1 : Panitia selalu benar
Pasal 2 : Kalau panitia
Oh...indahnya masa SMA.
dan Mos itu sebenarnya adalah kependekan dari Masa Orientasi Siswa #emangiya
BalasHapusLah iya lah,,yang jelas bukan "Masa O'on-in Siswa...
BalasHapus:D